ekonomi syariah

_ _ _Mari Kita Tingkatkan Kesejahteraan Negeri Dengan Metode Islami _ _ _

Mana Yang Anda Pilih, Tukang Batu Atau Pegawai Kantor


Sepertinya ini adalah pertanyaan yang sangat sederhana. Tetapi sangat sulit untuk di jawab oleh sebagian orang. Mereka menganggap salah satu dari dua pekerjaan ini sangat sulit dikerjakan apabila tidak mempunyai keterampilan yang memadai. Oke, sekarang kita bahas kemungkinan jawaban satu persatu.

Pertama mereka yang memilih menjadi pegawai kantor. Mereka kemungkinan menganggap bahwa tukang batu adalah pekerjaan kasar dan fisik mereka tidak kuat untuk melakukannya. Sedangkan pekerjaan kantor adalah pekerjaan yang ringan dan hanya membutuhkan keterampilan saja. Tidak perlu panas-panasan, tidak perlu berkeringat, hanya berhadapan dengan kertas dan laporan. Dan yang paling penting mereka dapat gaji besar, tunjangan dan catatan kerja.

Faktanya, pekerjaan kantor bukanlah perkerjaan yang sangat membutuhkan keterampilan. Banyak orang yang masuk ke dalam instansi ber kantor tanpa kriteria keterampilan pendukung. Karena keterampilan akan di asah pada saat sudah memasuki kantor.

Anggapan bahwa pekerjaan kantor lebih ringan juga ternyata salah. Memang di dalam kantor tidak perlu berpanas-panasan terik matahari. Tetapi panas yang dari dalam jauh lebih panas. Saat melaporkan kepada atasan, bisa jadi perkerjaan kita kurang di sukai. Ada pegawai lain yang mencoba menyabotase kita. Belum lagi apabila berhadapan dengan masyarakat. Saat mereka merasa di rugikan, mereka berubah menjadi pejabat dadakan yang super kritis. Baik kritis tersebut berdasar ada peraturan maupun berdasar nalurinya sendiri.


Dan yang ketiga anggapan bahwa pegawai kantor bergaji tinggi. Ini tidak sepenuhnya salah. Tetapi mohon di perhatikan. Tukang batu per hari bekerja delapan jam dengan dua jam istirahat mendapat gaji lima puluh ribu. Berarti dalam sebulan satu juta lima ratus ribu. Sedangkan rata-rata gaji pegawai kantor per bulan satu juta rupiah bagi pegawai tetap ( bila pegawai kontrak bisa rendah lagi). Adapun yang berpenghasilan lebih tinggi dari itu apabila dia mempunyai usaha lain di rumah atau mempunyai jabatan yang tinggi dan masa kerja yang panjang. Sedikit saya tekankan bahwa pegawai yang bergaji sekaligus berpangkat tinggi pasti memiliki pengeluaran yang besar. Mulai makan dengan klien, bersantai dengan keluarga, urusan prestise sampai urusan tetek bengek dengan rekan satu kantor.

Sekarang kita bagi yang memilih menjadi tukang batu. Mereka menganggap pekerjaan kantor adalah pekerjaan orang intelek yang membutuhkan keterampilan dan tanggung jawab yang besar. Pekerjaan banci. Atau pekerjaan yang kotor. Sebagian dari mereka juga merasa pekerjaan kantor membutuhkan koneksi dengan orang dalam ( mungkin berhubungan dengan kolusi atau istilah lainnya sistem kekeluargaan). Terkadang mereka menjadi iri karena hal tersebut. Sehingga mereka mejadi kritis apabila merasa hak mereka di senggol. Mereka merasa bisa melakukan hal yang lebih baik apabila mereka bisa memasuki lingkaran instansi tersebut.

Faktanya, anggapan bahwa pekerjaan kantor adalah pekerjaan orang berpendidikan memang benar. Tetapi bisa juga salah. Karena memang orang yang baru memasuki dunia kantor seakan-akan mereka menjadi balita kembali. Walaupun mereka rata-rata berpendidikan. Mereka harus belajar kembali tentang tata cara bekerja di dalam lingkup kantor tersebut. Sedangkan tukang batu mereka tidak mungkin bisa menjadi tukang batu apabila tidak mempunyai keterampilan dalam tata cara membangun suatu bidang. Bahkan menurut saya pribadi menjadi tukang batu adalah pekerjaan yang rumit dan sangat memperlukan latihan yang kontinyu.

Menganggap pekerjaan kantor sebagai pekerjaan ringan memang sangat saya betulkan. Karena tenaga ,dalam artian otot memang tidak terlalu di forsir. Tetapi otak dan emosi sangat di peras dan di bebani. Apalagi tanggung jawab yang di bebankan di pundaknya. Kita buktikan saja lebih banyak mana orang yang meninggal karena kesalahan kerja dalam bidang kontruksi dengan orang kantoran yang bunuh diri di karenakan beban di otaknya. Ternyata lebih banyak korban jatuh dari kalangan pegawai kantor.

Pekerjaan kantor adalah pekerjaan kotor. Ini satu fakta yang saya tidak bisa untuk pungkiri. Karena inilah yang terjadi di lingkungan kita. Dan seperti sudah medarah daging, korusi, kolusi dan terkadang nipotisme. Hampir setiap instansi menjalankan praktek ini. Hal mendasari hal tersebut menurut saya adalah rasa gengsi dan kurang alternatif lain yang bisa dilakukan. Seperti yang saya singgung di atas bahwa menurut saya pekerjaan lapangan ternyata berpenghasilan lebih banyak daripada pekerjaan kantor. Akan tetapi pegawai kantor merasa gengsi apabila penghasilannya kalah dengan pekerja lapangan yang menggunakan otot. Apalagi bila di tambah dengan urusan tetek bengek dengan rekan kerja di kantor. Dan terjadilah persenggolan hak dengan orang – orang yang bekebutuhan dengan instansi tersebut.

Pendapat saya mungkin dengan adanya himbauan pegawai kantor untuk berwirausaha akan mengurangi angka KKN yang melambung akir-akir ini. Tentu saja dengan peningkatan kesadaran masyarakat secara keseluruhan.

Sedikit tambahan, setiap manusia sudah di tetapkan anugrahya masing-masing. Tidak usah ada rasa iri dengan orang lain. Kerjakanlah apapun yang menurutmu di izinkan oleh agamamu. Tuhanmu tidak pernah akan membiarkan hambanya tanpa peringatan.

Apabila ada tambahan himbauan atau apapun yang berkenaan dengan tulisan saya. Silahkan di ungkap dalam kotak komentar web ini. Semoga kita dapat menyatukan langkah dan fikiran dalam membangun bangsa kita menjadi bangsa yang bijaksana.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © T - r - o - p - i - s - k - a