Usia dini dalam arti sejak kecil adalah saat
terbaik untuk membentuk mental pemimpin pada diri manusia. Kita tahu bahwa
sebagian besar orang sukses di dunia adalah para pamimpin, mereka adalah
orang-orang yang membuka jalan. Orang-orang yang memberikan perintah bukan
diperintah (dalam batasan hubungan antar manusia). Dengan latihan dan peran
serta orang tua dapat memungkinkan pada suatu hari nanti si anak akan menjadi
seorang yang sukses di dunia dan akherat kelak.
“bagaimana cara melatih anak memiliki mental pemimpin
sejak kecil?”
Pertama mereka harus memiliki jiwa pemimpin.
Anda mungkin pernah mendengar tentang para besar pemimpin di masa lalu.
Sebagian besar dari mereka bukanlah dari keluarga kaya. Apa sebenarnya rahasia
mereka. Ternyata rahasianya ada pada apa yang mereka kerjakan pada saat kecil.
Sebagian dari mereka adalah para penggembala kambing. Mereka sejak kecil
terbiasa mengatur jalannya kambing. Semua pasti bisa membayangkan bagaimana
susahnya menggembalakan kambing. Tetapi dari situ mereka belajar menjadi
pemimpin. Yang pada suatu hari mereka siap memimpin sekelompok manusia.
“apakah yang di maksud disini kami harus
menyuruh anak kami untuk menggembalakan kambing?”
Apabila anda warga pedesaan saya akan menjawab
“ya”. Karena menjadi penggembala adalah cara yang sangat ampuh untuk latihan
menjadi pemimpin. Hal ini akan membentuk pola interaksi yang rumit. Dimana dia akan
mengerti cara melihat watak kambingnya. Dia akan tahu bagaimana kesehatan dan
kesejahteraan kambingnnya. Dia tidak akan menelantarkan kambingnya, karena
apabila kambingnya mati dia akan merugi.
“menyuruh anak untuk menggembala kambing,
bukankah itu termasuk kekerasan dalam rumah tangga. Bukankah masa anak-anak
harus di isi dengan bermain?”
Menurut saya tidak termasuk dalam kekerasan.
Memang tidak mungkin kalau kita menyuruh anak untuk mencarikan rumput. Itu
tetap menjadi tanggung jawab orang tua. Yang penting si anak bisa berinteraksi
dengan para kambingnya.
“apakah mungkin pada daerah perkotaan untuk
memelihara kambing?”
Bisa saja kita ganti dengan kelinci, merpati,
ayam atau lainnya. Mungkin juga kita mengajak outbond bersama para tetangga.
Yang tentu saja dengan pengawasan orangtua. Walaupun menurut saya tidak sebagus
menggembala. Tetapi beberapa alternatif tersebut bisa di pertimbangkan. Sedikit
pesan saya jangan langsung memperlihatkan pola interaksi di lingkungan kerja
kepada anak. Karena sebagian besar di lingkungan kerja memasang muka palsu. Hal
itu bisa mengubah persepsi yang berbeda dari si anak pada suatu hari nanti.
0 komentar:
Post a Comment